Tuzer, Imam Masjid Kontroversi Berjiwa Rocker's
SEORANG imam asal Turki di sebuah masjid kecil di desa Pinarbasi, Antalya selatan, mengundang kontroversial setelah ia mendirikan sebuah Band Rock bersama rekan-rekan musisinya. Mufti Turki pun melakukan penyelidikan terhadap dirinya.
Apakah ada kelainan terhadap sosok sang Imam yang menimbulkan konflik antara hobi 'nge-rock' dengan panggilan religiusnya.
"Apa yang saya percaya adalah bahwa jika Nabi Muhammad (saw) masih hidup hari ini, beliau pasti akan menyetujui apa yang saya lakukan," kata Ahmet Muhsin Tuzer NPR pada hari Sabtu, 2 November.
"Apa yang saya lakukan adalah mencoba untuk menciptakan perasaan yang baik dan pikiran yang baik dalam pikiran orang lain. Bagaimana bisa salah? Saya tidak berpikir itu salah."
Tuzer, 42, adalah imam dan muadzin di masjid di desa Pinarkoy, Antalya selatan. Kontroversi mulai terlihat awal musim panas ini ketika ia meluncurkan Band FiRock dengan sekelompok musisi, termasuk veteran Turki gitaris rock Dogan Sakin.
Band baru itu pun langsung menjadi berita headlines utama di beberapa media populer Turki, saat mereka menggelar konser pertama di sebuah dermaga Agustus lalu, tak lama setelah mereka meluncurkan klip video pertama mereka, "Mevlaya Gel".
Bahkan, Mereka berencana untuk merilis album segera. "Rock, mistisisme Sufi, psychedelic rock, itu sedikit seperti Pink Floyd," katanya.
"Kami merekam lagu 'suci' dan asli. Kami ingin merangkul semua orang, jadi kami tidak membatasi musik kami."
Dia mengatakan, Semua imam di Turki merupakan pegawai negeri yang digaji oleh Diyanet, Direktorat Jenderal Urusan Agama, sebuah lembaga negara yang mengelola 80.000 negara masjid di Turki.
Dijuluki "Rocking Imam", Tuzer mungkin bertentangan dengan konvensi negara dan agama dengan karir musiknya. Agustus lalu, Antalya Mufti Ahmet Çelik mengatakan kelompok itu akan diselidiki.
"Menjadi seorang imam bukanlah pelayanan publik biasa. Situasi ini bisa menjadi normal untuk pegawai negeri lainnya, tapi tidak bagi kami," kata Mufti Çelik.
Pesan Cinta
Namun demikian Tuzer tetap membela hobbinya, Tuzer mengatakan dia berjanji tidak akan mencari keuntungan dari hobi bermusiknya itu dan lirik-lirik lagu ciptaannya tidak akan menyinggung siapapun.
"Islam telah memiliki reputasi yang buruk, dan dapat tampak seperti hal yang menakutkan, Tetapi orang-orang yang mengirimi saya pesan berkata, 'Kami ingin apa yang Anda lakukan, kami membutuhkan anda untuk masa depan Turki yang lebih cerah.'"
Tuzer mengatakan ia mendapat dukungan yang besar dari penduduk desa tempat tinggalnya, "Aku punya satu surat dari seorang ateis, yang mengatakan," Saya menghormati apa yang Anda lakukan dan mendukung Anda." Itu hadiah besar bagi saya," kata Tuzer.
Band rock Tuzer bukanlah tantangan pertama yang ia alami, Sebelumnya Tuzer menikah dengan seorang istri yang beragama Kristen, Mara, yang kemudian menjadi Mu'alaf.
"Inti dari Islam adalah cinta, saya percaya itu," kata Tuzer yakin.
Musik adalah sebuah isu yang telah hangat diperdebatkan oleh para sarjana dari masa lalu dan sekarang.
Menurut cendekiawan Muslim, musik yang dianggap 'bebas' dari segi Islami, Terlebih aliran keras semacam Rock yang sering dikaitkan dengan gaya aksi 'kesetanan'-nya serta menari jingkrak-jingkrak para muda-mudi yang cenderung tidak etis. Sementara, Islam jelas melarang menari mencampur pria dan wanita.
Komentar
Posting Komentar