Ini Akibat Jika RI Berani Menentang AS
Indonesia adalah sekutu penting Amerika di kawasan Asia Tenggara, khususnya sebagai pengimbang diplomatik terhadap klaim wilayah yang dilakukan secara agresif oleh China atas Laut China Selatan.
Menyusul protes pemerintah Indonesia atas dugaan tindakan penyadapan Kedubes AS di Jakarta terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Prof. Hikmahanto Juwana – pakar hukum di Universitas Indonesia mengatakan, tuduhan-tuduhan bahkan justru dapat merusak hubungan kedua negara.
“Saya kira akan sangat menyulitkan bagi pemerintah Indonesia untuk menentang Amerika secara sangat kasar. Namun ini berbeda dengan Australia karena Indonesia melihat Australia tidak sekuat Amerika dan saya kira pemerintah Indonesia akan membuat keributan besar atas isu ini,” kata Hikmahanto.
Hikmahanto Juwana mengatakan Indonesia bisa menolak untuk bekerjasama dengan Australia dalam beberapa isu penting, seperti upaya-upaya menghentikan penyelundupan manusia.
Kemarahan atas tindakan spionase Amerika ini terjadi setelah sebelumnya muncul kecaman dari China, Rusia dan India bahwa Amerika terlalu banyak menguasai infrastruktur di dunia maya. Sekutu-sekutu Amerika lainnya telah menunjukkan kemarahan terhadap beberapa laporan tentang luasnya pemantauan yang dilakukan Amerika terhadap para pemimpin asing.
Namun pengungkapan tentang sejauh mana kegiatan-kegiatan Badan Keamanan Nasional Amerika NSA di luar negeri, telah menyorot keikutsertaan beberapa sekutu Amerika dalam tindakan spionase ini.
Pada tahun 2011, NSA juga meminta Jepang untuk membantu NSA mengakses kabel-kabel serat optik yang menjadi wahana komunikasi China. Laporan itu mengatakan pejabat-pejabat Jepang menolak permintaan itu karena khawatir hal itu akan melanggar undang-undang penyadapan Jepang.
Laporan-laporan media yang didasarkan pada beberapa dokumen NSA mengungkapkan bahwa Australia telah mengijinkan program rahasia NSA beroperasi di kedutaan-kedutan Australia di Indonesia, Thailand, Vietnam, China dan Timor Timur.
Dokumen-dokumen tersebut menguraikan fasilitas-fasilitas tersebut sangat tersembunyi di dalam kompleks kedutaan. Sebagian besar staf diplomatik dilaporkan tidak mengetahui keberadaan program rahasia NSA tersebut. (*/voa-indonesia)
Komentar
Posting Komentar