Ternyata, Indonesia juga Sadap sejumlah Politisi Australia
Media The Australian dan The Sidney Daily Telegraph sama-sama melaporkan komentar dari sebuah wawancara dengan mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono pada 2004 silam. Wawancara itu memperlihatkan Hendropriyono yang menyebutkan setiap negara saling melakukan penyadapan.
Para pendukung Perdana Menteri Australia Tony Abbott terus mendukung untuk tidak meminta maaf kepada Indonesia mengenai isu penyadapan. Mereka berpegangan kepada ucapan mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono yang mengaku Indonesia turut melakukan penyadapan.
"Tidak ada permintaan maaf pada 2004. Tentunya di 2013, (Australia) tidak perlu meminta maaf," tulis The Sidney Daily Telegraph, Rabu (20/11/2013).
Sebelumnya, media The Australian dan The Sydney Daily Telegraph sama-sama melaporkan komentar dari sebuah wawancara dengan mantan Kepala BIN, AM Hendropriyono pada 2004 dengan Nine Network. Wawancara itu memperlihatkan Hendropriyono yang menyebutkan setiap negara saling melakukan penyadapan.
Berdasarkan wawancara tersebut, beberapa media di Australia yang mendukung sikap diam Perdana Menteri Tony Abbott menilai pemerintahannya tidak perlu melakukan permintaan maaf terkait penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
The Sydney Daily Telegraph menyebutkan, wawancara tersebut juga memperlihatkan pengakuan Hendropriyono bahwa intelijen Indonesia menyadap percakapan sejumlah politikus Australia.
Berdasarkan wawancara itu, menurut Hendropriyono, penyadapan terhadap beberapa politikus Australia ditujukan untuk memonitor masalah Timor Leste.
Ketika diwawancarai oleh Fairfax Media dan dikutip oleh Sydney Morning Herald, Jumat (22/11/2013), peraih Bintang Mahaputera Indonesia Adipradana ini mengungkapkan motifnya membeberkan praktik penyadapan itu kepada Nine Network, 2004 silam.
"Saya memiliki hubungan baik dengan teman saya, Direktur ASIS dan ASIO (lembaga intelijen Australia). Saya hanya menginginkan mereka lebih hati-hati, meningkatkan kemampuan intelijen," ujarnya.
"Itu sebabnya saya menyebutkan, 'Saya sadap kalian'. Kemudian pihak intelijen kalian bisa mendapatkan anggaran baru untuk kontra intelijen. Ini adalah teknik dari intelijen," tegasnya.
Hendropriyono mengakui penyadapan hal tersebut ilegal, tetapi kesalahan utama ada di Australia yang berujung pada rasa malu bahwa informasi itu bocor. Sementara hingga saat ini PM Australia Tony Abbott masih menolak untuk meminta maaf dan belum menjawab surat tuntutan konfirmasi yang dikirim oleh Presiden SBY. (*/Fairfax/Smh/Sdt)
Komentar
Posting Komentar