Harta Karun Aceh: Penemu Pedang Berlapis Emas Mengaku Dimimpikan
Setelah digegerkan dengan penemuan ratusan koin emas kuno, warga Aceh kini kembali dihebohkan dengan penemuan dua pedang berlapis emas. Pedang yang panjang masing-masingnya mencapai satu meter itu diperkirakan peninggalan Kerajaaan Aceh.
Pangkal gagangnya berbentuk kepala singa dan berukir seperti tulisan Arab. Bilahnya bermotif bunga. Gagang dan ringnya diyakini berlapis emas, sedangkan sarungnya terbuat dari perunggu.
Warga dipersilakan melihat langsung kedua pedang yang memiliki panjang masing-masing sekitar satu meter itu.
Gagang pedang itu terbuat dari emas, sedangkan ujungnya terbuat dari emas suasa. Pedang itu diyakini merupakan benda peninggalan zaman sejarah.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, mulanya kedua pedang itu ditemukan di rawa-rawa oleh seorang warga Langsa, Aceh Timur yang tidak diketahui identitasnya, yang khusus datang ke Banda Aceh untuk mengambil pedang tersebut.
Geuchik Gampong Pande, Amiruddin, mengatakan, “Kami belum mengetahui identitas orang yang pertama menemukan pedang ini. Katanya ia pernah bermimpi tentang pedang itu, makanya datang ke Banda Aceh untuk mengambilnya,” kata Amiruddin.
Seorang warga Gampong Pande, Saiful (35), menceritakan kepada kepada wartawan, Rabu (13/11/2013). Tadi malam dia (penemu) mendatangi lokasi yang letaknya sekira 20 meter dari lokasi temuan koin di muara Kreung (Sungai) Doy.
Lokasi ini terbilang sepi karena kebanyakan warga fokus mencari emas pada titik temuan pertama.
Ia kemudian memasukkan dua pedang itu ke dalam karung, kemudian meninggalkan lokasi. Beberapa warga kampung mencurigai gerak-gerik pria itu.
“Warga memeriksa karung yang dia bawa dan menginterogasinya. Saat itulah dia mengaku bermimpi, kemudian diperintahkan ke lokasi,” ujar Saiful.
“Ia mengaku bermimpi bertemu harimau kemudian dia diperintahkan untuk ke lokasi itu,” ungkap Saiful.
Dua pedang itu selanjutnya disita warga dan diamankan di Kantor Keusyik (Kepala Desa) Gampong Pande. Informasi temuan itu menyebar dari mulut ke mulut. Dalam waktu singkat, kantor itu sudah diserbu warga yang penasaran. Sementara pria yang menemukan pedang itu pergi.
“Tidak tahu lagi (dia) kemana,” tuturnya.
Di tengah kerumunan orang di Kantor Keusyik, seorang perempuan bernama Mariati, kerap dipanggil Bunda (30) tiba-tiba kesurupan. Ia meronta-ronta dan menangis.
“Tolong kembalikan benda itu. Jangan ambil lagi barang-barang kami,” teriak Mariati sambil menangis.
“Tolongi kami. Kembalikan pedang itu di Makam Teungku Dikandang. Kembalikan segera barang kami!" kata bunda itu sambil meronta-ronta.
Makam Teungku Dikandang yang dimaksud merupakan sebuah makam ulama kuno yang letaknya di Gampong Pande. Makam itu sudah dipugar sebagai cagar budaya. (*/okz/komp/az)
Komentar
Posting Komentar