(PHOTO) Mimpi Khalifah Turki Utsmani, Kini Terwujud Sudah
Proyek raksasa terowongan yang menghubungkan Asia dengan Eropa terwujud sudah. Turki berhasil membangun terowongan di bawah laut untuk kereta yang membelah selat Bosporus, sekaligus untuk pertama kalinya mewujudkan mimpi Sultan Abdul Hamid lebih dari seabad lalu.
Sultan Abdul Hamid memimpin kekhalifahan Utsmaniyah (Turki Utsmani) pada 19 November 1922-3 Maret 1924. Ia pernah memimpikan terowongan bawah laut yang menghubungkan Khilafah Utsmaniyah dari Asia ke Eropa. Ia bahkan sempat membuat sketsa terowongan itu, namun tidak pernah terwujud.
Terowongan multi-miliar dolar tersebut diresmikan, Selasa (29/10/2013), bertepatan dengan peringatan 90 tahun kemerdekaan Turki. Peresmian dihadiri Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Abdullah Gul, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Rumania Victor Ponta dan sejumlah pejabat Eropa.
Terowongan sepanjang 76 km itu diberinama Marmaray, yang merupakan penggabungan kata Laut Marmara dengan “Ray” (bahasa Turki yang berarti kereta api). Selain terowongan ini, diresmikan pula bandara internasional ketiga dan sebuah jembatan gantung.
Proyek ambisius ini dinilai sebagai program PM Erdogan yang berhasil mewujudkan mimpi lama di era Kekaisaran Ottoman. Terowongan ini sangat vital bagi Turki dan dunia dan dianggap sebagai Jalur Sutra modern yang menghubungkan Turki dengan berbagai negara hingga ke China.
Kereta Marmaray mampu mengangkut 75.000 orang per jam di setiap jalurnya.
Turki di bawah Erdogan memang memfokuskan hubungan ke timur untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Lebih dari separuh total ekspor Turki dikapalkan ke Uni Eropa sehingga ketika Eropa dilanda krisis, Turki terkena dampaknya.
Padahal sebelum krisis melanda atau pad akurun waktu 2008-2009, pertumbuhan ekonomi Turki bisa mencapai 8%.
PM Erdogan sempat frustrasi ketika proyek ini sempat tertunda selama empat tahun. Setelah sukses, Erdogan percaya bahwa GDP Turki bisa mencapai US$2 triliun sekaligus mensejajarkan Turki di kelompok 10 negara dengan performa ekonomi terbaik.
Selain membuka jalur transportasi, proyek terowongan ini juga tak sengaja berhasil mengungkap artefak-artefak yang sangat bernilai bagi arkeologi. Dari artefak ini, para arkeolog bisa melacak sejarah Istanbul hingga ke 8.500 tahun lalu atau 2.500 tahun lebih lama dari yang dipercaya sebelumnya.
Proyek ini juga dilaksanakan dengan memperhitungkan sejarah kelam Turki yang sering dilanda gempa bumi. Karena itu, terowongan ini dibangun untuk tahan gempa berkekuatan hingga 9,0 pada Skala Richter.[CNN/BBC/INI]
Komentar
Posting Komentar