Kisah Zulfiandi yang Sempat Tak Mampu Beli Sepatu
Kuat dalam bertahan, bagus dalam menyerang. Permainan itu ditunjukkan gelandang Timnas Indonesia U-19, Zulfiandi, ketika mengalahkan Korea Selatan, Sabtu 12 Oktober 2013. Namun, siapa sangka Zulfiandi yang merupakan bintang masa depan Indonesia dulunya sempat tidak mampu beli sepatu sepakbola.
Zulfiandi merupakan salah satu pemain kunci di lini tengah Timnas U-19. Kemampuannya dalam membaca arah bola, duel-duel udara, hingga mengatur irama permainan, memberikan kenyamanan kepada para pemain di lini tengah Indonesia.
Seringkali pemain yang akrab disapa Zul itu mampu mematahkan serangan-serangan lawan. Pemain klub PSSB Bireun Aceh itu mampu menjadi tembok besar di lini tengah Timnas U-19.
"Tugas saya memang sangat berat. Sebagai gelandang jangkar sangat sulit tugasnya. Saya harus menjadi pemain pertama yang menghalau serangan lawan dari lini tengah. Tapi, itu semua saya lakukan demi negara," kata Zul.
Zul merupakan salah satu pemain yang selalu diturunkan pelatih Indra Sjafri sebagai starter di semua laga Timnas U-19 di Piala AFF 2013 dan Pra Piala Asia U-19. Tingkat akurasi umpan gelandang 18 tahun itu mencapai 85 persen. Zul selalu mampu memanjakan rekan setimnya, seperti M. Hargianto dan Evan Dimas dalam mengembangkan permainan.
Tidak Mampu Beli Sepatu
Zul kemudian menceritakan awal kariernya. Zul mengaku sempat tidak mampu membeli sepatu sepakbola karena kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan.
"Ekonomi keluarga pas-pasan. Saya sempat kesulitan untuk bisa menjadi pesepakbola. Harus bantu-bantu keluarga," ucap Zulfiandi.
Ayahnya, Alfian, hanyalah seorang supir bus lintas Sumatera. Sedangkan ibunya, Supini, merupakan seorang ibu rumah tangga.
"Saya bahkan sempat tidak mampu beli sepatu sepakbola. Ayah saya saat itu kehabisan uang. Sepatu yang saya pakai sudah rusak parah," ujarnya.
Karena tak ingin membebankan orang tuanya, Pemain yang akrab disapa Zul itu mengaku terpaksa harus mengumpulkan uang jajan sekolahnya.
"Saya kumpulkan uang jajan. Rela tidak jajan di sekolah demi membeli sepatu. Saat itu saya hanya terkumpul Rp100 ribu. Saya diam saja, tapi ternyata ayah saya tahu kalau saya lagi kekurangan uang. Dia menambahkan Rp100 ribu lagi," sambungnya.
Zul mengaku masih masih menyimpan sepatu sepakbola yang dibelinya dengan susah payah. "Saya simpan, itu adalah sepatu pertama yang saya beli dengan hasil kerja keras saya," ucap Zul.
Sempat Jadi Striker
Di awal kariernya, Zul menegaskan pernah menjadi seorang striker. Adalah pelatih pertama Zul di SSB Brata Reuleut Bireun, Rukma Amin, yang mengganti posisi pemain kelahiran 17 Juli 1995 itu menjadi gelandang.
"Dulu saya striker. Tapi, saya takut berbenturan dengan pemain belakang lawan. Bisa cedera nanti, itu yang saya khawatirkan. Saya minta kepada pelatih untuk main di posisi gelandang. Saya lihat gelandang sangat mudah tugasnya. Dan saya menemukan kenyamanan di situ," ungkap Zul.
Keputusan sang pelatih memang sangat jitu. Terbukti, saat ini Zul menjadi seorang bintang bersama timnas U-19. Zul pun mengucapkan terima kasih kepada pelatih Rukma Amin.
"Saya tidak akan menjadi seperti ini jika coach Rukma Amin tidak melatih saya. Dia adalah sosok terpenting di karier sepakbola saya. Selain coach Rukma, ayah dan ibu saya juga sangat berjasa. Ibu sempat melarang saya menjadi pemain sepakbola, tapi akhirnya dia mengerti," ucap Zul. (*/viva)
Biodata:
Nama : Zulfiandi
Posisi : Gelandang
Klub : PSSB Bireun, Aceh
Tempat, tanggal lahir : Bireuen, 17 Juli 1995
Pemain Favorit : Sergio Busquets, Barcelona
Ayah : Alfian
Ibu : Supini
Tinggi : 178 cm
Komentar
Posting Komentar