POLRI Dinilai Terjangkit Wabah Islamphobia
Front Pembela Islam (FPI) meminta kepolisian tidak perlu menunggu tambahan anggaran untuk mengesahkan aturan jilbab bagi polisi wanita (polwan) yang beragama Islam.
"Itu tidak perlu dana, perlu dana buat apa. Untuk saat sekarang tidak perlu dianggarkan, bayar sendiri-sendiri saja. Polwan yang bermartabat, menjaga dirinya, dia bisa beli (jilbab) sendiri-sendiri," tegas Sekretaris Jenderal FPI Ahmad Sobri Lubis, Kamis (5/12/2013).
"Pengegesahan jilbab tidak perlu, menuggu anggaran, itu kebutuhan pribadi. Hal-hal seperti itu tidak perlu," tambahnya.
Menurut Sobri, Polri dipengaruhi pihak barat. Namun dia tidak menyebutkan lebih detail negara barat mana yang dimaksud. Dia mengimbau Polri tidak terpengaruh dengan ketakutan akan Islam (Islamophobia) seperti di negara Barat.
"Saya sarankan supaya Polri mandiri, tidak usah dibayangi dengan barat yang tidak suka dengan hukum Islam. Toh (penggunaan jilbab) bagi wanita Islam yang mau saja," ujarnya.
"Ini ada intrik-intrik barat ke Polri ini, Polri sangat-sangat di dikte, di ranah islamophobia," tandas Sobri.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Sutarman menunda penggunaan jilbab polwan karena harus adanya penyesuaian anggaran pada 2014. Keputusan penundaan tersebut dikeluarkan Polri dalam bentuk telegram tertanggal 28 November 2013 yang dilayangkan ke seluruh kepolisian daerah di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar