Komunis Cina Larang Muslim Uighur Puasa Selama Ramadhan
Muslim Tiongkok di wilayah Xinjiang -- terutama yang bekerja sebagai pegawai pemerintah dan guru -- dilarang pemerintah komunis China menjalankan ibadah puasa sepanjang bulan Ramadhan.
Mengutip Agence France-Presse (AFP), situs alarabiya.net memberitakan Radio dan TV Bozhou -- yang dikelola sebuah universitas -- memberitakan akan menegakan larangan tidak berpuasa selama Ramadhan bagi anggota partai, guru, dan orang-orang muda lainnya.
"Kami mengingatkan semua orang bahwa mereka tidak diperbolehkan menjalankan puasa Ramadhan," demikian radio itu.
Peringatan ini disampaikan beberapa departemen pemerintah dalam situs-situs resmi mereka dalam beberapa hari terakhir. Salah satunya adalah situs milik departemen perdagangan di Kota Turfan.
"PNS dan pelajar tidak boleh berpuasa dan melakukan aktivitas keagamaan lainnya. Larangan ini untuk semua anggota partai (Partai Komunis), guru, dan pemuda," tulis pemerintah China.
Biro Cuaca di wilayah Qaraqash, bagian barat Xinjiang, mengatakan di situsnya bahwa sesuai instruksi dari otoritas tertingi, seluruh staf tidak boleh berpuasa selama Ramadhan.
Sebuah kantor pemerintah, Biro urusan komersial Turfan, Senin (30/6), mengatakan pegawai negeri dan mahasiwa tidak boleh berpuasa, dan mengikuti kegiatan keagamaan selama Ramadhan.
Banyak cara digunakan pemerintah Tiongkok. Senin (30/6), misalnya, pihak berwenang Tiongkok mendorong orang-orang Uighur menyantap makanan gratis untuk membatalkan puasa.
Larangan lainnya disampaikan departemen cuaca di Kota Qaraqash, sebelah barat Xinjiang. Larangan berpuasa bukan hanya PNS yang masih bertugas, tapi juga pada pensiunan pegawai negara.
Kantor pemerintah yang mengelola Sungai Tarim bahkan memuat gambar untuk menyerukan PNS makan di siang hari. Dalam gambar itu, ada PNS dengan topi khas Uighur "doppa" yang tengah makan bersama-sama. Diharapkan, dengan makan bersama, akan memancing PNS Muslim membatalkan puasa.
"Walaupun makan-makan bertentangan dengan festival Ramadan umat Muslim, namun kader yang ambil bagian menunjukkan sikap positif dan akan mempengaruhi untuk tidak berpuasa," ujar tulisan dalam gambar.
Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia di pengasingan, mengatakan petugas Tiongkok memeriksa setiap rumah dan memaksa penghuninya tidak menjalankan ibadah puasa. Mereka juga memeriksa setiap rumah, apakah warga sedang berpuasa atau tidak.
"Tiongkok seharusnya menjamin kebebasan beragama warga Uighur, dan menghentikan penindasannya," ujar Raxit.
Etnis Uighur adalah minoritas berbahasa Turki dengan delapan juta warga di wilayah Xinjiang barat laut. Xinjiang, kerap disebut Turkestan Timur, menjadi otonom sejak tahun 1955, namun terus menjadi korban tindakan keras aparat keamanan Cina.
Kelompok-kelompok HAM menuding pihak berwenang Cina bersikap represif terhadap muslim Uighur di Xinjiang atas nama pencegahan terorisme. Pemerintah Cina dinilai berusaha memberangus jutaan etnis Uighur di wilayah mereka dengan tujuan akhir melenyapkan identitas dan budaya.
Komentar
Posting Komentar