103 Orang Tewas Akibat Ulah Brutal Israel Sejauh ini
Israel berusaha meraih kemenangan dengan membunuh anak kecil dan menghancurkan banyak rumah.
Pemboman atas Gaza oleh Israel merenggut 103 nyawa warga Palestina Jumat sementara Hamas menghujani Israel tengah dengan roket-roket dan Washington menawarkan bantuan untuk memberlakukan gencatan senjata.
Di Gaza, 11 warga Palestina lagi termasuk seorang wanita dan anak usia tujuh tahun, meninggal dalam serangan-serangan udara terpisah oleh Israel Jumat, sehingga menambah jumlah korban meninggal menjadi 103 orang, kata tim medis, lapor AFP.
Lebih 500 orang di Gaza terluka. Sejauh ini tak seorangpun di Israel tewas, dan kurang dari puluhan orang luka-luka, dua di antara mereka cedera serius, kata tim itu.
Di bagian utara Israel, sedikitnya satu roket ditembakkan dari Lebanon mendarat di kawasan terbuka dekat Metula. Pasukan Israel membalas dengan tembakan artileri, kata tentara.
Para perwira mengatakan mereka yakin sekelompok Palestina telah menembak roket itu sebagai bentuk solidaritas dengan Hamas, lapor radio publik.
Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, mengatakan dua pekerja lokal tewas dan tiga lagi cedera dalam satu serangan udara Israel terhadap satu kendaraan pengangkut sampah di kamp pengungsi Al-Bureij.
Pada Jumat pagi, tujuh orang Palestina tewas dan lebih dari 15 orang lagi cedera dalam serangan udara Israel terhadap beberapa rumah di bagian tengah dan selatan Jalur Gaza, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengatakan di dalam siaran pers yang dikirim melalui surel bahwa korban jiwa sekarang berjumlah 100, sementara sebanyak 680 orang cedera sejak Israel memulai agresi udara terhadap sasaran di Jalur Gaza pada Selasa (8/7).
Presiden Turki Abdullah Gul pada hari yang sama menyeru Israel "agar menghentikan serangan udara yang dilancarkan" ke Jalur Gaza. Israel dan Palestina "mesti kembali ke ketentuan gencatan senjata yang dicapai pada 2012, kata Gul di dalam satu pernyataan tertulis. Ia mengatakan kedua pihak "harus melancarkan upaya guna melanjutkan perundingan perdamaian, yang akan memberikan hak rakyat Palestina, yang tak bisa dibantah".
Presiden Turki tersebut juga menekankan "perlunya bagi bantuan kemanusiaan untuk sampai ke Jalur Gaza", dan mendesak pemerintah Israel "agar tidak melancarkan serangan darat ke dalam wilayah Jalur Gaza".
Namun ketegangan yang meningkat antara Israel dan gerilyawan HAMAS menenggelamkan upaya untuk mewujudkan gencatan senjata guna mengakhiri agresi udara besar Israel ke Jalur Gaza.
Dalam babak baru serangan udara pada Jumat pagi, beberapa sumber Palestina melaporkan empat orang Palestina tewas dan 15 lagi menderita luka kritis, ketika satu pesawat tempur Israel menyerang rumah mereka sewaktu mereka tidur di Kota Rafah, bagian selatan Jalur Gaza.
Militer Israel pada Kamis malam (10/7) mengumumkan jet tempurnya dalam waktu 24 jam menyerang 320 sasaran di seluruh Jalur Gaza, 58 lokasi yang diduga sebagai "saluran buat menyimpan senjata" dan 46 lokasi kelompok gerilyawan.
Menurut Radio Israel, militer Israel mengancam akan meningkatkan serangan udaranya terhadap Jalur Gaza dalam waktu beberapa hari mendatang guna melumpuhkan gerilyawan dan Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) sebelum melancarkan operasi darat berskala besar ke dalam daerah kantung Palestina itu.
Radio tersebut, dengan mengutip Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan gencatan senjata antara Israel dan HAMAS saat ini tidak dipertimbangkan. Para pejabat HAMAS memperingatkan bahwa Gerakan Perlawanan Islam tersebut juga tak tertarik dalam gencatan senjata dengan Israel pada saat ini.
Mushir Al-Masri, pemimpin senior HAMAS di Jalur Gaza, mengatakan di dalam satu siaran pers tak ada ketenangan dengan Israel pada tahap ini.
Ia menambahkan Israel berusaha meraih kemenangan dengan membunuh anak kecil dan menghancurkan banyak rumah. (*AFP/ANT)
Komentar
Posting Komentar