Siapa Hobi Tembak Polisi?






Sedikitnya empat polisi menjadi korban penembakan orang tak dikenal dalam dua bulan terakhir. Mereka tewas dalam melaksanakan tugas. Lalu, bagaimana tanggapan warga mengenai rasa aman bila polisi saja menjadi korban penembakan?



Menanggapi insiden penembakan polisi yang akhir-ini marak, Ketua Komisi III DPR RI Gede Pasek Suardika buka suara.





"Ada 3 kemungkinan penyebabnya," kata Pasek dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/9/2013).





"Kemungkinan pertama adalah musuh polisi, yaitu penjahat. Misalnya bandar narkoba, terorisme. Mereka ini yang menjadi musuh polisi karena memang polisi bertugas memberantas kejahatan," sambungnya.





Kemungkinan kedua, lanjut Pasek, adalah para pesaing polisi. Pesaing yang dimaksud adalah oknum-oknum yang menganggap polisi menganggu eksistensi suatu kelompok tertentu. Biasanya pesaing dalam menjaga wilayah keamanan.





"Jadi saingan dalam mendapat hasil-hasil kapital di luar yang resmi," ujarnya.





Kemungkinan terakhir, adalah para korban yang dendam kepada kepolisian akibat tindakan sejumlah oknum polisi karena melakukan sesuatu tidak sesuai prosedur.





"Di DPR itu saya sering dapat aduan, di mana ada oknum yang sering melakukan kriminalisasi," imbuh politisi Partai Demokrat itu.





Berkaca pada kasus-kasus penembakan yang terjadi sebelumnya, Pasek menegaskan jajaran kepolisian harus lebih waspada kala bertugas.





"Harus lebih sigap," tandas Pasek.





Aksi penembakan aparat terjadi belakangan ini. Diawali pada 27 Juli 2013, anggota Satlantas Polres Metro Jakarta Pusat Patah Sektyono ditembak di Cireundeu Raya, Ciputat, Tangerang Selatan. 





Sepekan kemudian pada 7 Agustus 2013, anggota Satuan Binmas Polsek Cilandak Polres Metro Jakarta Selatan Aiptu Dwiyatna juga ditembak di Gang Mandor Jalan Otista Raya Ciputat, Tangerang Selatan.





Lalu pada 16 agustus 2013, anggota Satuan Babinkamtibmas Aiptu Kus Hendratmo dan anggota Satuan reserse Polsek Pondok Aren Tangerang Selatan Bripka Ahmad Maulana ditembak. Penembakan terhadap keduanya terjadi di Jalan Graha Indah Pondok Aren Tangerang Selatan.





Terakhir pada 10 September, anggota Provost Direktorat Polisi Air dan Udara Baharkam Polri, Bripka Sukardi ditembak di depan Gedung KPK Jalan Rasuna Said, Setia Budi, Jakarta. Ia pun meninggal dunia di lokasi kejadian.





Sementara korban penembakan polisi yang selamat, Brigadir Polisi Satu (Briptu) Ruslan Kusuma ditembak di tempat pencucian mobil Arema, Jalan Pekapuran, Cimanggis, Depok, Jawa Barat.





Penembakan sendiri terjadi saat Briptu Ruslan mencuci sepeda motornya dan sedang tidak berpakaian dinas pada Jumat, 13 September pukul 18.45 WIB. Tiba-tiba pelaku mendekat dan langsung menembak Ruslan di paha kiri. Kini, ia dirawat di RS Polri.



LIP 6 | ACW







Like → Tweet :










Join → Follow :











Komentar

Postingan populer dari blog ini

FOTO: Begini Foto Hitam-Putih disulap ke Warna Asli

Penulis Kondang Spanyol: “Wajar Bangsa Yahudi Selalu Terusir”

FOTO-FOTO: Anjing Ajaib Ini Bisa Berdiri di Atas Tali