Penjilat SBY Diam-diam Merapat ke Calon Peguasa Baru
Kebiasaan buruk muncul lagi menjelang peralihan kekuasaan di negara ini. Para calon presiden (Capres) dan tim suksesnya harus ekstra waspada, karena para Sengkuni yang selama ini menyanjung dan menjilat Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), sedang bergerilya mendekati calon penguasa baru.
Demikian dikatakan Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo dalam rilisnya, Minggu (20/4/2014), dimuat Tribunnews.
"Mereka mulai berkhianat demi kekuasaan. Para sengkuni itu mulai aktif blusukan ke kelompok-kelompok politik yang diprediksi bakal ikut gerbong pemerintah baru," kata Soesatyo.
Lebih dari itu menjelang berakhirnya kekuasaan Presiden SBY pada Oktober 2014, Soesatyo melihat perilaku 'all the president's man' atau orang-orang dekat presiden yang selama ini dikenal sebagai Sengkuni telah menjelma menjadi Brutus.
"Alih-alih berterimakasih pada SBY, para sengkuni itu sudah mengibaratkan Cikeas tanah yang tandus," katanya.
Saat ini, menurut Soesatyo, fokus para Sengkuni itu adalah menghalalkan segala cara agar bisa memperoleh jabatan di pemerintahan baru, atau minimal tetap berada di ring satu istana.
"Demi target itu, para sengkuni akan berperangai layaknya Brutus. Mereka tak segan-segan untuk menciderai karakater atau menista SBY," katanya.
Dijelaskan gejala evolusi sosok Sengkuni di sekitar SBY menjadi Brutus sudah terlihat sejak tahun lalu. Pada Oktober 2013, tercatat tiga kali percakapan rahasia Presiden SBY melalui pesan singkat seluler bocor ke media.
"Begitu pula ketika belum lama ini ada seorang Kepala Lembaga yang dulu begitu setia dan memuji-muji SBY, sehingga dia diberi jabatan. Kini berbalik menyerang dan mengkritik kebijakan mantan majikannya itu," katanya.
Bahkan sekarang, menurut Soesatyo orang itu tak malu-malu memuji-muji ketua umum partai yang capresnya selalu menempati rangking teratas dalam berbagai survei tersebut.
"Yang lebih celaka, cerita buruk yang masuk klasifikasi rahasia justru dibuka dan dijadikan ' barang dagangan' oleh para sengkuni untuk mendapatkan simpati dari calon penguasa baru. Jadi, hati-hatilah para capres/cawapres dan timses nya. Karena bukan tidak mungkin, mereka akan berkhianat kembali," katanya, demikian Tribunnews.
Komentar
Posting Komentar