68 Muslim Rohingya Kembali Terdampar di Aceh
Dua Warga Myanmar Dilaporkan Hilang Di Aceh Jaya (diliputnews) |
ACEH - Sebanyak 68 warga Myanmar dari etnis Rohingya terdampar di pantai Desa Lueng Gayo, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, Sabtu (27/7) sekitar pukul 23.40 WIB, karena boat yang mereka tumpangi rusak kompasnya saat berlayar. Untuk sementara, mereka ditampung di Panti Asuhan Calang Desa Gampong Blang, Kecamatan Krueng Sabee, Minggu (28/7). Dalam tahun 2013, ini peristiwa keempat etnis Rohingya terdampar di perairan Aceh.
Kapolres Aceh Jaya, AKBP Drs Galih Sayudo kepada Serambi, Minggu kemarin mengatakan, warga Rohingya yang terdampar di kawasan Teunom itu proses evakuasinya dibantu oleh warga setempat bersama relawan Radio Antarpenduduk Indonesia (RAPI), Taruna Siaga Bencana (Tagana), pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Jaya, dan anggota TNI/Polri.
Berdasarkan pengakuan seorang migran Rohingya yang bisa berbahaya Melayu, boat mereka tiba-tiba kehilangan arah karena kompasnya rusak saat dalam perjalanan dari Malaysia menuju Australia. Tanpa mereka sadari boat itu diseret arus ke wilayah perairan Aceh dan akhirnya terdampar di pantai Desa Lueng Gayo, Aceh Jaya.
Dari 68 orang yang terdampar di perairan Teunom, kata Kapolres, kini tinggal 66 orang lagi yang masih berada di wilayah hukum Aceh Jaya. Sedangkan dua pria lainnya, Najib bin Sidik (24) dan M Binto (26) yang diduga sebagai nahkoda kapal melarikan diri Sabtu tengah malam.
Aparat kepolisian terus mencari keduanya. Namun, hingga kemarin sore kedua warga asing yang warna kulitnya mirip sebagian warga Aceh itu belum juga ditemukan.
Menurut Kapolres, di antara migran tersebut, terdapat dua wanita, yakni Nurhalimah (23) dan Nasima Aktar (13). Terdapat pula dua orang anak, Sumayah (6) wanita dan Abdul Hajad (4) laki-laki. Sedangkan 62 lainnya merupakan pria dewasa. Kesehatan mereka baik-baik saja.
Semuanya kini ditampung sementara di Panti Asuhan Calang. “Saat ini kami hanya melakukan penanganan awal saja, sedangkan untuk penanganan lebih lanjut itu kewenangan pihak Imigrasi,” kata Kapolres AKBP Drs Galih Sayudo.
Seorang wanita etnis Rohingya, Nurhalimah (23) yang sedang hamil tua dirawat dalam mobil ambulan ditemanin dua anaknya Sumayah (6) dan Abdul Hajad (4) di rumah pante asuhan di Desa Gampong Blang, Kecamatan Krueng Sabee, Aceh Jaya pada Minggu (28/7). |
Dari koordinasi yang telah dilakukannya dengan pihak Imigran Meulaboh, mereka akan segera berkoordinasi lagi dengan pihak International Organization for Migration (IOM) dan United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR) Sumatera Utara yang berwenang menangani masalah pengungsi dan migrasi.
Menurutnya, saat ini warga Rohingya itu ditampung sementara di Panti Asuhan Calang, sambil menunggu proses selanjutnya. “Mereka ditampung di bawah pengawasan dinas sosial. Mereka juga didata pihak imigrasi dan diperiksa pihak Dinas Kesehatan Aceh Jaya. Alhamdulillah, semua warga asing tersebut dalam kondisi baik-baik saja,” kata Galih Sayudo.
Menurutnya, hanya satu di antara warga Rohingya itu yang saat tiba di Calang terlihat lemas, yakni Nurhalimah (23). Wanita yang sedang hamil delapan bulan itu diduga terlalu kelelahan dan dehidrasi saat berada di laut selama empat hari, sehingga sangat berpengaruh pada kesehatannya. Ia ditemani suaminya Abdul Wahib (27) bersama dua anaknya, Sumayah (6) dan Abdul Hajad (4).
Kepala Bidang Kesejahteraan Sosial, Dinas Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Mobilitas Penduduk, Aceh Jaya, Syarkani SAg kepada Serambi mengatakan, pihaknya bersama BPBD setempat telah membuka dapur umum di lokasi penampungan warga Rohingya, yakni di Pante Asuhan Calang.
Untuk memenuhi kebutuhan logistik para migran Rohingya itu pihak Tagana dan RAPI Aceh Jaya ikut membantu mereka memasak makanan. Selain itu kepada semua mereka juga telah diberikan baju dan kain sarung serta tempat tidur.
[*/tribunnews]
Komentar
Posting Komentar