Pembocor Rahasia AS: “Tentara AS Tidak Menghargai Nyawa Manusia”
Masihkah Anda ingat dengan Bradley Manning? Ya, Banyak yang menganggap Bradley Manning sebagai seorang pahlawan karena membocorkan dokumen rahasia militer Amerika Serikat kepada WikiLeaks. Tetapi tidak kalah banyak yang menganggapnya sebagai pengkhianat.
Bradley Manning, membocorkan sejumlah dokumen rahasia ke Wikileaks. Dia mengirimkan 250.000 pesan rahasia diplomatik dan 500.000 laporan tentang medan perang dari Afghanitan dan Irak ke Wikileaks tahun 2009 dan 2010.
Keterkaitan Manning dengan pembocoran dokumen rahasia diungkap oleh seorang mantan hacker Adrian Lamo. Manning dikatakan mengaku kepada Lamo, bahwa ia menyerahkan 260 ribu telegram diplomatik kepada WikiLeaks.
Siapa Sebenarnya Manning?
Siapa sebenarnya Bradley Manning itu? Ia lahir tahun 1987 di Oklahoma. Ibunya orang Inggris dan ayahnya seorang tentara Amerika Serikat. Tahun 2007 ia mendaftarkan diri menjadi anggota militer Amerika. Selama menjalani pendidikan lanjutan di Arizona, ia juga belajar cara bekerja bagi dinas rahasia militer dan menyusun dokumen rahasia.
Manning tidak memiliki banyak teman. Orang-orang terdekatnya memiliki hobi yang sama dengannya, yaitu komputer. Tetapi semenjak kecil, ia sudah ingin menjadi seorang tentara. Pada awal masa militernya, kelihatannya ia melakukan pekerjaannya sepenuh hati.
Saat ia ditugaskan di Baghdad, Irak, ia mulai menggunakan pengetahuan komputernya tidak hanya untuk membantu militer tetapi juga untuk melawan militer. Diantaranya dengan pembocoran rekaman video 2007 lalu.
Manning kemudian berkomunikasi melalui internet dengan mantan hacker Adrian Lamo. Kepada Lamo ia membanggakan, bahwa ia mungkin memiliki data terbanyak yang pernah dicuri sepanjang sejarah Amerika Serikat. Ia juga tidak merasa bersalah, telah menyerahkan materi yang dimilikinya ke pihak lain. Ini bisa dibaca dalam tulisannya di internet.
"Kalau kamu punya akses ke jaringan rahasia, 14 jam per hari, 7 hari per minggu, selama lebih dari delapan bulan, apa yang kamu lakukan?" Pertanyaan inilah yang harus dijawab oleh Bradley Manning kepada para penyidik. Saat ini ia ditahan di pangkalan angkatan laut Quantico di Virginia.
Manning: AS tak menghargai Nyawa Manusia
Pada Juli 2010, Manning dipindahkan ke penjara dengan keamanan maksimum di Quantico dan diisolasi disana. Selama ditahan ia tidak diperbolehkan mengenakan pakaian di malam hari dengan alasan mencegah Manning melakukan bunuh diri. Pada April 2011, Manning dipindahkan ke rumah tahanan dengan keamanan yang lebih longgar di Fort Leavenworth.
Manning mengkritik kebijakan AS untuk berperang di Irak dan Afghanistan. Ia juga menyebut rekannya sesama tentara tidak menghargai nyawa manusia sama sekali.
“Makin lama saya bertugas dalam perang, makin saya menjauh dari realitas yang ada. Rekan-rekan saya menjadi terobsesi untuk menangkap dan membunuh sesama manusia,” ujar manning dalam persidangan itu, seperti dikutip AFP, Jumat (1/3/2013).
"Tentara Amerika tidak menghargai nyawa manusia sama sekali," tegas Manning.
Pria berusia 25 tahun itu menceritakan dirinya berusaha untuk menghubungi perusahaan media untuk memberikan data rahasia yang dia miliki. Namun pada akhirnya Manning memutuskan untuk memberikan data itu kepada Wikileaks yang dipimpin oleh Julian Assange.
Manning mengaku bersalah untuk 10 dari 22 tuntutan yang didakwakan pihak penuntut kepadanya. Pengadilan pun memberikannya hukuman penjara selama 20 tahun.
Kasus yang dihadapi Manning tidak berhenti sampai disini saja karena jaksa penuntut menyatakan, akan mengajukan banding terhadap keputusan pengadilan itu. Pihak penuntut ingin Manning dihukum seumur hidup karena dianggap memberikan informasi rahasia ke pihak musuh, hal yang dibantah oleh Manning.
Pada April 2010, WikiLeaks mempublikasikan video yang memperlihatkan helikopter apache Amerika menembaki penduduk sipil di Baghdad.[29] Penembakan yang terjadi pada 12 Juli 2007 tersebut membunuh fotografer Reuters yaitu Namir Noor-Eldeen dan supirnya Saeed Chmagh.
Helikopter tersebut sedang patroli di area dimana terjadi pertempuran sebelumnya. Para awak helikopter melihat sekumpulan orang yang sedang berjalan dan mengira bahwa kamera yang dibawa Namir dan Saeed adalah granat berpeluncur roket dan mulai menembaki mereka dengan meriam 30mm.
Sebuah van yang sedang lewat kemudian berusaha menyelamatkan para korban namun van tersebut ditembaki juga sehingga melukai dua orang anak kecil yang berada di dalamnya.
Video penembakan ini dibocorkan oleh Bradley Manning, seorang tentara Amerika, kepada WikiLeaks. Manning kemudian ditangkap dengan tuduhan "mengirimkan data rahasia" dan "menyalurkan informasi pertahanan negara kepada sumber yang tidak dipercaya".
Data-data mengenai Perang Afganistan yang disebut juga "Buku Harian Perang Afganistan" dibeberkan oleh WikiLeaks pada 25 Juli 2010. Sebanyak 90,000 dokumen perang diberikan WikiLeaks kepada surat kabar The Guardian, New York Times dan Der Spiegel di Jerman.
(*/pelbagai)
Komentar
Posting Komentar