Kecam Genosida Gaza, Ratusan Restoran di India Tolak Jual Coca-Cola
Marah oleh ulah kebiadaban Israel membantai warga sipil Jalur Gaza, ratusan restoran dan hotel milik Muslim India tidak lagi menjual soft drink produk AS.
"Hanya ini yang bisa kami lakukan di India. Mungkin ini cara terbaik untuk menyerang perekonomian mereka," ujar Umar Sheikh, pemilik Shalimar Restoran, kepada OnIslam.net.
"Mereka harus tahu semua orang di dunia menentang mereka. Mereka juga harus tahu apa yang mereka lakukan salah," lanjutnya.
Muslim di Mumbai juga menyerukan aksi boikot semua produk AS yang diyakini mendukung agresi Israel di Jalur Gaza. AS, kata Umar Sheikh, selalu mendukung ulah Israel.
Mumbai adalah ibu kota bisnis India. Di sini terdapat ribuan hotel dan restoran. Sebagian besar dimiliki Muslim India.
Jangan pernah menemukan Coca Cola dan Pepsi di hotel-hotel dan restoran milik Muslim India di Mumbai. Mereka mencoret keduanya dari daftar minuman yang dijual.
"Kami mengikuti prinsip yang diajarkan Mahatma Gandhi untuk tidak menggunakan kekerasan," ujar Jawed Kotwal, pemilik Persian Dardar, sebuah hotel di Mumbai.
Ia juga mengatakan tidak memaksa setiap orang melakukan hal yang sama, untuk tidak menjual Coca Cola dan Pepsi. Ia juga yakin boikot ini sangat bermanfaat, karena ada peluang bagi soft drink produk dalam negeri untuk mengisi kekosongan pasar.
"Saya yakin kedua minuman itu akan merugi 230 ribu dolar per hari dari aksi boikot ini," ujar Kotwal, anggota All India Restaurant Association.
Aksi boikot ternyata meluas. Hotel-hotel di Mumbra juga menyingkirkan semua produk AS yang diduga membantu Israel.
"Kami ingin AS dan Israel tahu bahwa hanya ini yang bisa kami lakukan sebagai aksi protes terhadap pembantaian di Jalur Gaza," ujar Fahad Sheikh, seorang pelajar yang mulai menghentikan kebiasaannya menikmati Coca Cola. (*INL)
Komentar
Posting Komentar