Dokumen Rahasia Inggris Persenjatai Israel Habisi Jalur Gaza, Terungkap ke Media
Sebuah dokumen terbaru mengungkap bahwa pemerintah Inggris berpartisipasi dalam mempersenjatai tentara Israel yang telah membunuh ribuan warga Palestina di jalur Gaza.
Dokumen itu diperoleh kelompok Campaign Against Arms Trade (CAAT) di bawah naungan Freedom of Information Act. Dalam dokumen tersebut tampak bahwa senjata yang digunakan Israel dalam perang di Gaza merupakan buatan Inggris.
Selain itu, dokumen tersebut juga mengungkap bahwa izin ekspor senjata senilai lebih dari USD70 juta pada militer Israel telah diberikan kepada 130 produsen pertahanan Inggris sejak tahun 2010.
Di antara produsen senjata itu, ada dua perusahaan Inggris yang memasok komponen untuk pesawat tak berawak Hermes.
Seperti dilaporkan Independent.co.uk, Minggu (3/8/2014), disebutkan pula bahwa 130 perusahaan pembuatan senjata telah mendapat izin resmi untuk merakit peralatan militer sejak 2010, yang kemudian dijual ke Israel.
Dua perusahaan di antaranya diketahui sebagai pihak penyuplai pesawat tak berawak Hermes drone, yang disebut Israel sebagai "tulang punggung" misi militer mereka.
"Hermes drone adalah salah satu pesawat yang paling banyak digunakan Israel, terutama di perbatasan Gaza," tulis laporan tersebut.
Drone Hermes adalah salah satu drone paling banyak digunakan oleh tentara Israel, khususnya di Jalur Gaza.
Salah satu perusahaan Inggris itu adalah BAE Systems. Perusahaan itu diketahui memasok suku cadang untuk pembuatan pesawat jet tempur F-16 yang dikirim ke Israel sebelum 2002. Dokumen itu diterbitkan Independent, Sabtu (2/8/2014).
Dokumen itu juga mengungkap, bahwa puluhan perusahaan pertahanan Inggris secara khusus telah membuat kesepakatan dengan Israel dan militer Israel. ”Israel adalah salah satu pelanggan terbesar untuk ekspor Inggris,” bunyi dokumen itu.
Setelah memburuknya situasi di Gaza, pemerintah Inggris saat ini menegaskan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan ulang sejumlah perjanjian kerja sama militer Israel lantaran kondisi di Gaza yang semakin parah, termasuk jatuhnya ribuan korban jiwa.
"Kami akan memperhitungkan kembali kesepakatan, termasuk izin penjualan senjata karena risikonya sudah sangat parah, dan untuk mengantisipasi hal-hal yang memicu provokasi dan memperlebar konflik," demikian pernyataan pemerintah Inggris, yang dilansir Al-Arabiya.
Sebelumnya, Kongres Amerika Serikat baru saja menyetujui pemberian dana US$ 225 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun untuk membantu sistem pertahanan Iron Dome atau anti-rudal milik Israel dalam menghadang serangan roket dari Hamas.
AS dilaporkan bukanlah satu-satunya negara yang membantu Israel, tapi juga Inggris. Sebuah dokumen mengungkap bahwa Inggris turut membantu agresi militer Israel ke Gaza dengan penjualan senjata tempur. (*al-arabiya/Independent)
Komentar
Posting Komentar